Membahas mengenai simbol, menurut penulis bukanlah sebuah perkara yang sulit. Pasalnya simbol, setiap harinya telah kita temui dalam kehidupan ini, didunia yang sarat akan simbol. Diri manusia dimanapun ia berada, tidak akan pernah terlepas dari yang namanya simbol. Saat kita tertidur, terbangun dan melakukan aktivitas hingga kembali lagi, hidup kita akan terus bersama-sama dengan simbol dan bahkan diri kita, merupakan sebuah simbol terhadap simbol-simbol lainnya.
Memang, pernyataan penulis teramat memusingkan dan juga membingunkan untuk kita pahami. Ketika kita bersama-sama berpikir dan memahami, segala suatu bentuk mengenai simbol maka tentu kita akan sadar bahwa dunia ini adalah rangkaian sebuah simbol yang tersusun rapi.
Bahkan, perlu kita ketahui secara bersama-sama, simbol telah hadir sebelum manusia diciptakan dari bumi ini. Simbol-simbol tersebut telah ada, dan kehadiran simbol tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya manusia.
Manusia memberikan sebuah simbol yang lebih utuh dan kompleks. Ketika bumi dalam literatur ataupun alam semesta ini, merupakan bagian dari simbol yang telah tercipta dan terbentuk sebelum manusia pertama yakni adam.
Alam semesta tersebut, terdiri atas beragam simbol dalam menyederhanakan sebuah objek atau benda-benda tersebut. Penyederhanaan objek tersebut, tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh manusia, yang sebelum manusia pertama. Terdapat berbagai makhluk hidup yang lebih dahulu menempati alam semesta ini atau terkhusus bumi ini.
Siapkan Pikiran Kritis Anda Sebelum Melanjutkan Membaca
Hadirnya manusia, barulah proses simbolisasi sebagai bentuk penyederhanaan dan juga penamaan akan objek yang telah ada untuk dipahami lebih mendalam. Simbol yang dianalogikan sebagai bayangan dari objek tersebut, kini lebih tersubsimbolisasi sesuai dengan berbagai purwarupa atau perkembangan benda ataupun objek disekitar manusia.
Bahkan, dapat kita katakan bahwa setiap objek yang ada di sekitar kita, merupakan sebuah simbol. Kata "Objek" pula adalah berupa simbol. Begitupula dengan "Kata-kata" yang penulis tuliskan, tidak lepas dari sebuah simbol.
Menyentuh kepada manusia, kata "manusia" juga merupakan simbol. Menyangkut seluruh hal-hal internal atau bagian dalam manusia juga merupakan simbol. Contoh-contoh simbol dalam diri manusia seperti "nama anda" atau nama yang anda gunakan, merupakan simbol. Seluruh nama-nama manusia dan juga bentuk memberikan sebuah kata umum contohnya, "ibu", "ayah", "kakek", "nenek", juga merupakan simbol.
Hingga dalam pengantar pembahasan ini, penulis bertanya kepada teman-teman. "Jika Begitu, Yang Manakah di Alam Semesta ini atau di Bumi Yang Tidak Memiliki Simbol atau Tidak Bersimbol?.
Pertanyaan ini, semakin sulit untuk kita jawab. Termasuk penulis sendiri. Menjawab pertanyaan demikian, semakin memusingkan pikiran kita yang bukan simbol.
Mengapa?
Sederhana, tersirat dibenak penulis tentang sebuah jawaban yakni yang tidak terlihat dan yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia atau makhluk hidup apapun.
Pernyataan penulis, tentu membuat kita untuk dapat menenangkan pikiran sejenak terhadap kepusingan akan pertanyaan ini. Namun, sejenak kemudian, pergolakan pikiran penulis kembali berhembus untuk membantahkan hal tersebut.
Mengapa? dan Bagaimana?
Manusia adalah bentuk pemberian simbol dan sebagai penyederhanaan sebuah simbol yang banyak dipahami oleh masyarakat umum, untuk hal ini penulis setuju.
Berbagai pemberian simbol dan juga penyederhaan simbol, tidak lepas dari indra atau alat-alat yang berada atau yang difungsikan manusia untuk melihat dan memikirkan objek atau hal apapun itu.
Beberapa alat-alat pengetahuan atau yang disebut dengan instrumen pengetahuan seperti indra, perasaan (wahmi), khayal, dan akal. Hal ini, merupakan alat yang digunakan untuk memberikan sebuah simbol dan juga sebagai penyederhanaannya.
Lalu, bisakah manusia menggunakan alat-alat tersebut terhadap benda yang tidak terlihat?.. Tentu, beberapa dari kita akan mengatakan "Tidak" "karena tidak dapat dilihat".
Penulis memahami kewajaran tersebut, namun ketika pertanyaan ini menyangkut mengenai suatu keyakinan yang kita anut, yang ternyata tidak dapat kita lihat, rasakan, raba ataupun alat-alat pengetahuan kita untuk mengetahui benda atau sesuatu itu yang tidak terlihat bisa kita simbolkan!.
Padahal, berbagai keyakinan dan kepercayaan ataupun agama-agama yang terbesar didunia, memiliki bentuk kebercayaan yang tersimbolkan namun tidak dapat dilihat dan dijangkau.
Jika sudah begini, apakah proses pemberian simbol yang dilakukan manusia ini keliru, atau memang sesuatu yang diberikan simbol tersebut memang tidaklah harus diberikan simbol !..
Ketika tidak harus diberikan simbol, yang mana simbol sebagai bentuk untuk memahamkan atau memberikan pengetahuan atau untuk kita yakini, maka dapat dikatakan untuk apa diyakini?.. karena dapat dikatakan juga itu hanyalah sia-sia. Atau paling mengenaskan, dapat juga dikatakan bahwa simbol-simbol tentang agama dan keyakinan tersebut atau yang tidak terlihat hanyalah mengada-ngada dan tidak patut untuk diikuti atau dianut.
Maka dapat dikatakan bahwa selama ini apa yang kita lakukan dalam bentuk kepercayaan, keyakinan dan agama yang kita anut. Dalam sebuah justifikasi atau pemberian kesimpulan adalah:
Terlihat, pembahasan mengenai simbol semakin seru untuk kita kaji bersama-sama. Bagi teman-teman yang membaca pengantar ini, tentu akan memahami perkataan besar yang penulis tuliskan dari berbagai pengantar diatas sebelumnya.
Istirahat Sejenak
Mari kita kembali memulai persoalan simbol yang semakin rumit dan sulit ini. Penulis juga kini telah semakin gusar dan pusing untuk mengarahkan pembahasan ini, dimana penulis dapat dikatakan juga terpengaruh dengan alur pengantar yang dimana penulis sendiri yang membuatnya.
Berpikir Lebih Kritis
Penulis juga sampai saat ini belum mempunyai jawaban akan hal tersebut dalam menyelesaikannya. Namun, ada beberapa hal yang mampu untuk menjadi pertimbangan teman-teman terkait persoalan simbol.
Dari awal penulis telah mengatakan bahwa setiap apapun itu adalah simbol dan juga simbol. Mau dari dari sekitar kita, dan juga kata-kata yang penulis tulis. Namun, kembali ke persoalan yang tidak terlihat. Terlepas dari bentuk-bentuk simbol yang digunakan yang menyakut khusus soal sesuatu yang dianutnya, "Ketidakadaan, tidak terlihat, dan tidak dapat dijangkau" hal tersebut merupakan sebuah simbol.
Simbol bahwa hal tersebut tidak terlihat. Tidak hanya itu, lebih dalam lagi dimana simbol-simbol tidak hanya dalam bentuk penyebutan nama atapun apapun itu terhadap sesuatu. Simbol juga dapat berupa tanda-tanda atau fenomena dan proses penciptaan alam semesta ini, merupakan sebuah simbol.
Pikiran kita, sebagai manusia atau beberapa dari kita hanya terlena dengan persoalan simbol yang berupa "kata, gambar, atau yang berbentuk".
Perlu kita ketahui pula bahwa simbol hanyalah kain yang menutup sesuatu yang mestinya.
Contohnya: Orang itu bernama Ronaldo, siapakah ronaldo itu?..
Coba Tebak, manakah simbol dan yang bukan simbol?
Menjawab hal ini, mulai dari umum ke khusus.
Bilamana dimulai dari yang umum, maka nama Ronaldo adalah sebuah simbol untuk orang tersebut.
Kemudian, siapakah ronaldo? Menjelaskan bahwa siapakah dibalik simbol Ronaldo itu?..
Pertanyaan ini adalah bukti bahwa simbol hanya kain. Namun tidak hanya sampai disitu.
Dibalik ronaldo (orang itu) memiliki sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku orang itu (orang bernama ronaldo) juga merupakan simbol. Sikap dan perilaku tersebut digambarkan dalam sebuah simbol, seperti baik dlll.
Jika ada komentar terkait simbol ini, komentar dalam situs dinonaktifkan dan caranya hanya dengan membagikan di social media anda khususnya facebook kemudian tuliskan keluh kesah atau perasaan anda setelah membaca informasi ini. Sedangkan informasi umum mengenai simbol terkait judul yang kita angkat pada kali ini dapat teman-teman lihat dibawah ini...
Memang, pernyataan penulis teramat memusingkan dan juga membingunkan untuk kita pahami. Ketika kita bersama-sama berpikir dan memahami, segala suatu bentuk mengenai simbol maka tentu kita akan sadar bahwa dunia ini adalah rangkaian sebuah simbol yang tersusun rapi.
Bahkan, perlu kita ketahui secara bersama-sama, simbol telah hadir sebelum manusia diciptakan dari bumi ini. Simbol-simbol tersebut telah ada, dan kehadiran simbol tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya manusia.
Manusia memberikan sebuah simbol yang lebih utuh dan kompleks. Ketika bumi dalam literatur ataupun alam semesta ini, merupakan bagian dari simbol yang telah tercipta dan terbentuk sebelum manusia pertama yakni adam.
Alam semesta tersebut, terdiri atas beragam simbol dalam menyederhanakan sebuah objek atau benda-benda tersebut. Penyederhanaan objek tersebut, tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh manusia, yang sebelum manusia pertama. Terdapat berbagai makhluk hidup yang lebih dahulu menempati alam semesta ini atau terkhusus bumi ini.
Siapkan Pikiran Kritis Anda Sebelum Melanjutkan Membaca
Hadirnya manusia, barulah proses simbolisasi sebagai bentuk penyederhanaan dan juga penamaan akan objek yang telah ada untuk dipahami lebih mendalam. Simbol yang dianalogikan sebagai bayangan dari objek tersebut, kini lebih tersubsimbolisasi sesuai dengan berbagai purwarupa atau perkembangan benda ataupun objek disekitar manusia.
Bahkan, dapat kita katakan bahwa setiap objek yang ada di sekitar kita, merupakan sebuah simbol. Kata "Objek" pula adalah berupa simbol. Begitupula dengan "Kata-kata" yang penulis tuliskan, tidak lepas dari sebuah simbol.
Menyentuh kepada manusia, kata "manusia" juga merupakan simbol. Menyangkut seluruh hal-hal internal atau bagian dalam manusia juga merupakan simbol. Contoh-contoh simbol dalam diri manusia seperti "nama anda" atau nama yang anda gunakan, merupakan simbol. Seluruh nama-nama manusia dan juga bentuk memberikan sebuah kata umum contohnya, "ibu", "ayah", "kakek", "nenek", juga merupakan simbol.
Hingga dalam pengantar pembahasan ini, penulis bertanya kepada teman-teman. "Jika Begitu, Yang Manakah di Alam Semesta ini atau di Bumi Yang Tidak Memiliki Simbol atau Tidak Bersimbol?.
Pertanyaan ini, semakin sulit untuk kita jawab. Termasuk penulis sendiri. Menjawab pertanyaan demikian, semakin memusingkan pikiran kita yang bukan simbol.
Mengapa?
Sederhana, tersirat dibenak penulis tentang sebuah jawaban yakni yang tidak terlihat dan yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia atau makhluk hidup apapun.
Pernyataan penulis, tentu membuat kita untuk dapat menenangkan pikiran sejenak terhadap kepusingan akan pertanyaan ini. Namun, sejenak kemudian, pergolakan pikiran penulis kembali berhembus untuk membantahkan hal tersebut.
Mengapa? dan Bagaimana?
Manusia adalah bentuk pemberian simbol dan sebagai penyederhanaan sebuah simbol yang banyak dipahami oleh masyarakat umum, untuk hal ini penulis setuju.
Berbagai pemberian simbol dan juga penyederhaan simbol, tidak lepas dari indra atau alat-alat yang berada atau yang difungsikan manusia untuk melihat dan memikirkan objek atau hal apapun itu.
Beberapa alat-alat pengetahuan atau yang disebut dengan instrumen pengetahuan seperti indra, perasaan (wahmi), khayal, dan akal. Hal ini, merupakan alat yang digunakan untuk memberikan sebuah simbol dan juga sebagai penyederhanaannya.
Lalu, bisakah manusia menggunakan alat-alat tersebut terhadap benda yang tidak terlihat?.. Tentu, beberapa dari kita akan mengatakan "Tidak" "karena tidak dapat dilihat".
Penulis memahami kewajaran tersebut, namun ketika pertanyaan ini menyangkut mengenai suatu keyakinan yang kita anut, yang ternyata tidak dapat kita lihat, rasakan, raba ataupun alat-alat pengetahuan kita untuk mengetahui benda atau sesuatu itu yang tidak terlihat bisa kita simbolkan!.
Padahal, berbagai keyakinan dan kepercayaan ataupun agama-agama yang terbesar didunia, memiliki bentuk kebercayaan yang tersimbolkan namun tidak dapat dilihat dan dijangkau.
Jika sudah begini, apakah proses pemberian simbol yang dilakukan manusia ini keliru, atau memang sesuatu yang diberikan simbol tersebut memang tidaklah harus diberikan simbol !..
Ketika tidak harus diberikan simbol, yang mana simbol sebagai bentuk untuk memahamkan atau memberikan pengetahuan atau untuk kita yakini, maka dapat dikatakan untuk apa diyakini?.. karena dapat dikatakan juga itu hanyalah sia-sia. Atau paling mengenaskan, dapat juga dikatakan bahwa simbol-simbol tentang agama dan keyakinan tersebut atau yang tidak terlihat hanyalah mengada-ngada dan tidak patut untuk diikuti atau dianut.
Maka dapat dikatakan bahwa selama ini apa yang kita lakukan dalam bentuk kepercayaan, keyakinan dan agama yang kita anut. Dalam sebuah justifikasi atau pemberian kesimpulan adalah:
"LEPAS KEYAKINAN DAN AGAMA ANDA YANG TIDAK MAMPU ANDA LIHAT DAN JANGKAU"
Istirahat Sejenak
Mari kita kembali memulai persoalan simbol yang semakin rumit dan sulit ini. Penulis juga kini telah semakin gusar dan pusing untuk mengarahkan pembahasan ini, dimana penulis dapat dikatakan juga terpengaruh dengan alur pengantar yang dimana penulis sendiri yang membuatnya.
Berpikir Lebih Kritis
Penulis juga sampai saat ini belum mempunyai jawaban akan hal tersebut dalam menyelesaikannya. Namun, ada beberapa hal yang mampu untuk menjadi pertimbangan teman-teman terkait persoalan simbol.
Dari awal penulis telah mengatakan bahwa setiap apapun itu adalah simbol dan juga simbol. Mau dari dari sekitar kita, dan juga kata-kata yang penulis tulis. Namun, kembali ke persoalan yang tidak terlihat. Terlepas dari bentuk-bentuk simbol yang digunakan yang menyakut khusus soal sesuatu yang dianutnya, "Ketidakadaan, tidak terlihat, dan tidak dapat dijangkau" hal tersebut merupakan sebuah simbol.
Simbol bahwa hal tersebut tidak terlihat. Tidak hanya itu, lebih dalam lagi dimana simbol-simbol tidak hanya dalam bentuk penyebutan nama atapun apapun itu terhadap sesuatu. Simbol juga dapat berupa tanda-tanda atau fenomena dan proses penciptaan alam semesta ini, merupakan sebuah simbol.
Pikiran kita, sebagai manusia atau beberapa dari kita hanya terlena dengan persoalan simbol yang berupa "kata, gambar, atau yang berbentuk".
Perlu kita ketahui pula bahwa simbol hanyalah kain yang menutup sesuatu yang mestinya.
Contohnya: Orang itu bernama Ronaldo, siapakah ronaldo itu?..
Coba Tebak, manakah simbol dan yang bukan simbol?
Menjawab hal ini, mulai dari umum ke khusus.
Bilamana dimulai dari yang umum, maka nama Ronaldo adalah sebuah simbol untuk orang tersebut.
Kemudian, siapakah ronaldo? Menjelaskan bahwa siapakah dibalik simbol Ronaldo itu?..
Pertanyaan ini adalah bukti bahwa simbol hanya kain. Namun tidak hanya sampai disitu.
Dibalik ronaldo (orang itu) memiliki sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku orang itu (orang bernama ronaldo) juga merupakan simbol. Sikap dan perilaku tersebut digambarkan dalam sebuah simbol, seperti baik dlll.
Jika ada komentar terkait simbol ini, komentar dalam situs dinonaktifkan dan caranya hanya dengan membagikan di social media anda khususnya facebook kemudian tuliskan keluh kesah atau perasaan anda setelah membaca informasi ini. Sedangkan informasi umum mengenai simbol terkait judul yang kita angkat pada kali ini dapat teman-teman lihat dibawah ini...
Pengertian Simbol: Apa itu Simbol?
Secara etimologi, pengertian simbol berasal berasal dari istilah bahasa Yunani yakni Symboion dari Syimballo yang berari menarik kesimpulan berarti kesan. Secara terminologi, pengertian simbol adalah sarana atau media untu membuat dan juga menyampaikan pesan, menyusun sistem epistemologi dan menyangkut soal keyakinan yang dianut (Sujono S, 2001: 187). Pengertian simbol tidak lepas dari ingatan manusia secara tidak langsung bahwa manusia pasti akan mengetahui apa yang disebut dengan simbol. Tidak hanya itu, biasanya simbol didefinisikan sebagai suatu lambang yang digunakan sebagai pengirim pesan atau keyakinan yang telah dianutnya dan juga mempunyai makna tertentu.
Arti simbol sering terbatas pada tanda yang konvensionalnya, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu yang memiliki arti tertentu yang disepakati bersama atau anggota masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia juga biasa membicarakan mengenai simbol. Begitu juga kepada kehidupan manusia yang tidak mungkin tidak berurusan dengan suatu hasil kebudayaan. Namun, setiap harinya orang dapat melihat, mempergunakan dan bahkan setiap orang kadang kala merusak kebudayaan tersebut.
Padahal, kebudayaan sebagai hasil ciptaan manusia selaku anggota masyarakat yang bersumber dari masyarakat dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, jadi masyarakat memiliki peran besar sebagai tempat dan mendukung hadirnya suatu kebudayaan tersebut.
Seperti, pada masyarakat Jawa yang mempunyai kebudayaan dengan ciri khas yang merupakan bagian dari simbolisasi masyarakat jawa. Sedangkan contoh simbol dalam kehidupan sehari-hari yang berfungsi sebagai tempat media dalam menyampaikan pesan, menyusun epistemologi dan keyakinan yang dianutnya.
Namun tidak berhenti di situ saja, simbol bagi masyarakat jawa justru telah menjadi contoh yang terbuka hadirnya tempat sehingga kebenaran sesungguhnya dapat menjadi kabur (Herusatoto B, 2001: 7).
Simbol juga dapat diartikan sebagai berikut.
Namun tidak berhenti di situ saja, simbol bagi masyarakat jawa justru telah menjadi contoh yang terbuka hadirnya tempat sehingga kebenaran sesungguhnya dapat menjadi kabur (Herusatoto B, 2001: 7).
Simbol juga dapat diartikan sebagai berikut.
- Simbol adalah tanda yang terlihat untuk menggantikan gagasan ataupun objek.
- Sombol adalah kata, tanda ataupun isyarat dalam mewakili sesuatu misalnya arti, kualitas, objek, abstraksi, dan gagasan.
- Simbol adalah arti dari kesepakatan bersama
- Simbol biasa diartikan secara terbatas sebagai tanda yang konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati ataupun digunakan anggota masyarakat tersendiri.
Dalam fakta sejarah pemikiran, istilah simbol mempunyai dua arti yang beragam dalam pemikiran terlebih menyangkut soal keagamaan. Arti simbol dalam praktek keagamaan dianggap sebagai gambaran yang dapat dilihat dari kenyataan tidak jelas dengan sistem pemikiran logis dan juga ilmiah (Loren Bagus, 2005: 1007).
Menurut Herbert Blummer (1962) seorang tokoh modern dari teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa pengertian simbol menurut Blummer dalam istilah interaksionisme simbolik yang mengartikan bahwa simbol merupakan sifat khas manusia untuk berinteraksi melalui simbol.
Selain itu, simbol merupakan ciri khas bahwa manusia menjerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan sekedar reaksi dari tindakan seseorang terhadap orang lain.
Selain itu, simbol merupakan ciri khas bahwa manusia menjerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan sekedar reaksi dari tindakan seseorang terhadap orang lain.
Fungsi Simbol
Manusia sebagai makhluk yang dalam perjalanannya telah mengenal simbol, menggunakan simbol demi tujuan mengungkapkan siapa dirinya. Manusia menjalani hidupnya tidak mungkin sendirian melainkan secara berkelompok atau yang disebut dengan masyarakat.
Manusia sebagai bagian anggota dalam masyarakat, sering kali menggunakan simbol dalam memahami bentuk suatu interaksinya. Olehnya itu, simbol memiliki fungsi atau peran penting dalam bentuk komunikasi antar manusia (Faridatul Wasimah. 2012: 26). Adapun fungsi simbol tersebut adalah sebagai berikut..
Manusia sebagai bagian anggota dalam masyarakat, sering kali menggunakan simbol dalam memahami bentuk suatu interaksinya. Olehnya itu, simbol memiliki fungsi atau peran penting dalam bentuk komunikasi antar manusia (Faridatul Wasimah. 2012: 26). Adapun fungsi simbol tersebut adalah sebagai berikut..
- Simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia material dan juga sosial dengan membolehkan mereka untuk memberi nama, kategori, dan dalam mengingat berbagai objek yang mereka temui di manapun dan kapanpun.
- Simbol berfungsi menyempurnakan manusia dalam memahami suatu lingkungannya.
- Simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berpikir. Arti berpikir dianggap sebagai interaksi simboli dengan diri sendiri.
- Simbol meningkatkan kemampuan manusia dalam memecahkan suatu persoalan. Sedangkan manusia dapat berpikir, dengan memfungsikan simbol-simbol sebelum melakukan suatu bentuk pilihan dalam melakukan sesuatu.
- Penggunaan simbol memungkinkan setiap manusia untuk bertransendensi dari segi waktu, tempat dan mereka sendiri. Simbol tersebut dapat membayangkan hidup dimasa lampua ataupun akan datang. Dapat membayangkan tentang diri sendiri berdasarkan pandangan orang lain.
- Simbol-smboml tersebut memungkinkan manusia dapat membayangkan suatu kenyataan metafisis misalnya surga dan juga neraka.
- Simbol-simbol tersebut memungkinkan manusia agar tidak diperbudak oleh lingkungannya. Mereka dapat lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.
Demikianlah informasi mengenai simbol. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita dalam memaknai simbol sebagaimana mestinya. Agar kita lebih peka terhadap segala sesuatu, terhadap tanda-tanda yang berada di sekitar kita. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi Simbol:
- Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka. hlm: 110.
- Wasimah, Faridatul. 2012. Makna Simbol Tradisi Mudun Lemah. Skripsi, UINSA. hlm: 25.
- Bagus, L. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm: 1007.
- Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: hanindita Graha Widia. hlm: 7.