Sabtu, 09 November 2019

Peran Perjuangan Pemuda dalam organisasi Kepemudaan

Sumpah pemuda diikrarkan oleh para pemuda tanggal 28 okt 1828. Mereka menjadikan peristiwa itu sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme, para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersama-sama membangun Indonesia. Sumpah pemuda tidak lahir begitu saja, banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu.
Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya Budi Utomo tahun 1908. Budi Utomo telah memberi dorongan untuk bermunculannya organisasi pemuda kedaerahan dan berikut ini beberapa organisasi kepemudaan yang lahir setelah Budi Utomo;

Trikoro Dharmo
Trikoro Dharmo ini merupakan organisasi yang pertama kali berdiri dan itupun berawal dari ketidakpuasan beberapa tokoh pemuda terhadap Budi Utomo. Hal itu karena kekecewaan langkah pengurus besar yang tidak lagi melibatkan pemuda di dalam kepengurusannya. Setelah kongres I Budi Utomo di Yogyakarta, 5 okt 1908 semakin tampak bahwa Budi Utomo bukan menjadi organisasi pemuda karena sebagian besar pengurus dari golongan tua. Budi Utomo tidak lagi digerakkan & dipimpin oleh pemuda-pemuda yang lebih dinamis. Pemuda khawatir Budi Utomo akan menjadi organisasi yang lambat & tidak lagi seperti yang diinginkan para pemuda.

Golongan pemuda yang diwakili Dr. Cipto Mangunkusumo juga pernah mengusulkan agar Budi Utomo memperluas jangkauan keanggotaannya meliputi seluruh penduduk Hindia-Belanda & bukan hanya orang Jawa & Bali saja. Usulan itu ternyata malah ditolak oleh pengurus besar. Penolakan itu telah membuktikan bahwa Budi Utomo menjadi ruang sosial yang hanya memberi tempat bagi priyayi / bangsawan. Kekecewaan inilah yang berdampak pada keputusan para pemuda untuk memilih keluar dari Budi Utomo.

7 Maret 1915, sejumlah pemuda yang telah keluar dari keanggotaan Budi Utomo mengadakan rapat di Gedung STOVIA. Rapat tersebut dipelopori pemuda lulusan STOVIA di antaranya Satiman Wirjosandjojo & Kardiman. Rapat membahas organisasi yang akan didirikan oleh pemuda saat itu. Selanjutnya rapat para pemuda itu menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan suatu organisasi pemuda yang diberi nama ‘Trikoro Dharmo’, yang merupakaan perkumpulan pemuda yang anggotanya & cita-cita mereka sesuai dengan keinginan pemuda.
Trikoro Dharmo memiliki tiga visi, yakni ‘sakti’ yang berarti kekuasaan & kecerdasan ‘budi’ yang berarti bijaksana, & ‘bhakti’ berarti kasih sayang. Visi itu kemudian dikembangkan dalam tiga tujuan Trikoro Dharmo, sebagai berikut;
  • Mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi Bumi Putra pada sekolah menengah & kejuruan.
  • Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya.
  • Membangkitkan & mempertajam peranan segala bahasa & budaya.
Perjalan ke depan ternyata Trikoro Dharmo lebih banyak menitikberatkan pada kebudayaan Jawa. Hal ini, dikarenakan kebanyakan anggota organisasi masih pemuda pelajar yang berasal dari Jawa. Anggota yang diterima untuk bergabung hanya murid sekolah menengah di Jawa & Madura. Keanggotaan ini menurut Satiman (Ketua TrikoroDharmo), menyatakan bahwa sifat perkumpulan itu adalah sementara. Artinya di kemudian hari organisasi Trikoro Dharmo bisa lebih berkembang menjadi perkumpulan untuk pemuda Indonesia pada umumnya.

Dalam kongres I di SOLO pada tanggal 12 Juni 1918, Trikoro Dharmo mengubah namanya menjadi Jong Java (Jawa Muda / Pemuda Jawa. Cita-cita Jong Java adalah membina persatuan & persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda pelajar Jawa Raya. Kongres I, ini juga menetapkan perubahan sifat organisasi, yang mulanya non-politik menjadi organisasi politik, pada akhirnya organisasi ini menghapus sifat Jawa sentris, lalu mulai terbuka & bekerja sama dengan para pemuda non-Jawa.

Jong Sumateranen Bond
Jong Sumateranen Bond didirikan pada 9 Des 1917 oleh pemuda asal Sumatera yang sedang belajar di Jakarta. Seperti halnya Trikoro Dharmo, Jong Sumateranen Bond juga didirikan di Gedung STOVIA Jakarta, lalu tujuannya sebagai berikut;
  • Mempererat persaudaraan pemuda dari Sumatera & membangkitkan perasaan bahwa mereka terpanggil untuk menjadi pemimpin & pendidika bangsa.
  • Membangkitkan perhatian anggotanya & orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian, & sejarah Sumatera.
Dalam hal anggaran dasar organisasinya, Jong Sumateranen Bond bertekad menumbuhkan kesadaran di antara para anggotanya & menjaga agar mereka terpanggil untuk tampil sebagai pemimpin & pemandu rakyatnya. Tujuan itu bisa terwujud & dibuktikan oleh para anggotanya yang kebanyakan orang Minangkabau yang tampil menjadi tokoh-tokoh nasional seperti Muhammad Hatta, Muhammad Yamin & lain-lain.

Melalui wadah organisasi & pemikiran tokoh-tokohnya, Jong Sumateranen Bond dalam arah gerakannya mengalami perubahan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional Indonesia. Penamaan organisasi ini juga berubah yang semula Jong Sumateranen Bond menjadi Pemuda Sumatera.

Jong Celebes
Jong Celebes adalah organisasi pemuda yang menghimpun para pemuda pelajar yang berasal dari Celebes / Pulau Sulawesi. Jong Celebes berusaha mengimpun pemuda-pemuda & pemudi-pemudi dari seluruh pulau Sulawesi seperti pemuda-pemuda suku minahasa, suku Sangir, suku Bolang Mongondow, suku Gorontalo, bahkan juga dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara & Sulawesi Selatan. Tujuan dari Jong Celebes yakni mempererat rasa persatuan dari tali persaudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sulawesi.

Jong Ambon
Jong Ambon didirikan pada 1918, Jong Ambon adalah organisasi kepemudaan Ambon yang salah satu tujuannya adalah menggalang persatuan & mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon/Maluku.

Jong Batak Bond
Jong Batak Bond merupakan organisasi yang didirikan oleh pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Batak /Tapanuli. Jong Batak Bond artinya penghimpunan pemuda-pemuda Batak. Tujuannya yakni membina persatuan & mempererat ali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari tanah Batak. Tujuan tersebut merupakan cita-cita mereka dari awal sebelum berkembangnya organisasi-organisasi pemuda di Batavia.

Jong Islamieten Bond
Jong Islamieten Bond /JIB, / umumnya disebut Perhimpunan Pemuda Islam /PPI, merupakan organisasi perhimpunan pemuda & pelajar Islam Hindia Belanda. JIB didirikan pada 1 Jan 1925 di Batavia. Organisasi ini bukanlah organisasi politik karena tidak terlibat dalam kegiatan politik, namun menyelenggarakan kursus-kursus pendidikan & mempererat persatuan bagi pemuda & pelajar Islam Hindia Belanda. Anggota dari JIB merupakan anggota dari Jong Sumateranen Bond, Jong Java, & Organisasi pemuda lainnya.