Senin, 04 November 2019

Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa : Keselarasan, Kesatuan, Dominasi, Keseimbangan dan Proporsi

Warna merupakan unsur seni rupa, sehingga komposisi warna harus tunduk pada prinsip-prinsip dasar seni rupa, yaitu keselarasan, kesatuan, dominasi, keseimbangan dan proporsi

1) Keselarasan warna

Untuk memperoleh keselarasan warna, cara yang paling mudah adalah menggunakan interval tangga warna yang tertera pada lingkaran warna. Dalam lingkaran warna terdapat enam warna standard an enam warna
intermediate. Interval tangga warna berupa warna-warna pada setengah lingkaran warna, yang terdiri dari tujuh tingkatan warna yang sering disebut juga gradasi warna K KH H BH B BU U K KJ J MJ M MU U

Dengan berpedoman pada interval tangga warna tersebut, dapat dihasilkan susunan warna sebagai berikut

a)   Susunan warna dengan satu interval tangga (satu warna). Misalnya warna kuning saja, ini disebut laras monoton atau laras tunggal. Hasilnya adalah susunan warna yang monoton, statis, berkesan tenang, resmi namun membosankan
b)   Susunan warna dengan dua atau tiga interval tangga berdekatan (warna-warna transisi atau analogus), disebut laras harmonis. Hasilnya adalah susunan warna yang harmonis, selaras, ada dinamika dan enak dilihat. Kombinasi warna-warna yang harmonis terlihat lembut karena satu warna dengan warna lain yang dipadukan memiliki perubahan warna yang lembut
c)   Susunan warna dengan interval tangga saling berjauhan, disebut laras kontras. Hasilnya adalah susunan warna yang kontras, kuat, tajam, dinamis, bergejolak. Kombinasi warna kontras cepat terlihat, tetapi cepat pula ditinggalkan.

Adapun jenis-jenis warna kontras tersebut antara lain :

o Kontras komplementer (kontras dua warna)

Dua warna yang saling berhadapan dalam lingkaran warna disebut komplementer. Dua warna ini adalah warna-warna yang paling kontras, karena memiliki jarak paling jauhdalam lingkaran warna sehingga merupakan warna yang bertentangan. Berikut ini adalah pasangan warna komplementer yang diurutkan berdasar kekontrasannya :

-     Kuning – ungu
-     Kuning jingga – biru ungu
-     Kuning hijau – merah ungu
-     Jingga – biru
-     Hijau – merah
-     Merah jingga – biru hijau

o Kontras split komplemen (kontras dua warna komplemen bias) Split/bias komplemen yaitu warna-warna yang berseberangan pada lingkaran warna, tetapi menyimpang ke kiri atau ke kanan. Misalnya warna-warna komplemen bias kuning dapat berupa biru ungu, merah ungu, tetapi dapat pula dengan biru dan merah

o Kontras triad komplemen ( kontras segitiga/kontras tiga warna) Semua bentuk segitiga sama sisi yang dapat dibuat dalam lingkaran warna, misalnya merah – biru – kuning atau jingga – hijau – ungu adalah jenis kontras tiga warna.

o Kontras tetrad komplemen (kontras dobel komplemen/kontras empat warna)

Semua bentuk segiempat sama sisi yang dapat dibuat pada lingkaran warna merupakan kontras empat warna, misalnya merah – kuning jingga – hijau – biru ungu.

Warna-warna kontras sesungguhnya kurang laras atau dapat dikatakan kurang harmonis. Maka dalam menyusun warna kontras diperlukan metode untuk menyelaraskan agar tampak harmonis. Terdapat dua kemungkinan penyelarasan kontras, yaitu memberi jembatan yang menghubungkan dua warna kontras tersebut dengan gradasi hue. Misalnya kontras kuning dengan biru dapat dijembatani dengan kuning hijau, hijau atau biru hijau