Rabu, 15 April 2020

Unsur Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi

Teks cerita ulang (rekon/recount) adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis. Tujuannya memberikan informasi atau menghibur pembaca atau bisa keduanya. Teks cerita ulang terdiri atas tiga jenis yaitu : Pertama, teks cerita ulang pribadi, yaitu teks yang berisi peristiwa masa lalu dan penulisnya terlibat secara langsung. Kedua, teks cerita ulang faktual, yaitu teks yang dasar penceritaannya berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, pengalaman nyata pada masa lalu yang dapat dibangkitkan atau dihidupkan kembali, misalnya cerita ulang sejarah dan teks cerita ulang biografi. Ketiga, teks cerita imajinatif, yaitu cerita yang memuat peristiwa masa lalu lebih detil dengan imajinasi-imajinasi.

Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan graphain yang berarti tulis. Jadi, biografi berarti tulisan tentang hidup seseorang. Teks cerita ulang biografi adalah salah satu teks cerita ulang faktual yang mengisahkan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Berikut ini contoh teks cerita ulang mengenai tokoh Joko Widodo.
Struktur TeksKalimat
OrientasiJoko Widodo atau Jokowi adalah tokoh politik yang karirnya melejit pesat karena wibawa dan gaya kepemimpinan yang merakyat. Kepribadian yang menarik dan pencapaian-pencapaian ketika menjabat sebagai wali kota Surakarta dan gubernur Jakarta sekarang menjadikannya sebagai harapan baru masyarakat Indonesia akan pemimpin yang dapan membawa ke perubahan yang lebih baik.

Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta. Jawa Tengah, 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Lahir dari keluarga sederhana tak membuat Jokowi minder dan takut untuk bermimpi tinggi.
Urutan Peristiwa Kehidupan TokohPada tahun 2005, Jokowi dengan disusung PDI-P maju sebagai calon wali kota Surakarta. Ketika pertama kali menjabat sebagai wali kota Surakarta, banyak orang yang meragukan kemampuannya yang selama ini hanya bekerja sebagai tukang ekspor furnitur. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.

Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi Pilkada Jakarta 2012. Berkat kampanyenya selama pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 yang menjanjikan "Jakarta Baru", ia melejit menjadi tokoh nasional yang dikenal bersih, merakyat, dan mampu menyelesaikan masalah.

Saat menjadi Gubernur Jakarta, program-program Jokowi diantaranya adalah menuntaskan masalah-masalah di Jakarta yang sudah sangat kompleks. Untuk masalah macet, Jokowi membuat kebijakan untuk mempercepat pembangunan sarana transportasi masal seperti MRT dan monorel serta memperbanyak armada Transjakarta.
 adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis Unsur Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi
Untuk masalah banjir, Jokowi juga bergerak cepat dengan merelokasi daerah-daerah resapan banjir dan memperbaharui serta memperbanyak taman dan hutan kota. Jokowi juga mengeluarkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Seperti di Surakarta, Jokowi juga bermaksud untuk menjadikan Jakarta sebagai kota festival. Total sebanyak 97 festival diadakan selama tahun 2013 di Jakarta, seperti Jakarta Night Festival, Pesta rakyat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan lain sebagainya.

Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media. Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014. Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus unggul. Pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.

Pada Pilpres 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 Joko Widodo berpasangan dengan Jusuf Kalla. Pemilihan umum ini akhirnya dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15%, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh suara sebesar 46,85%. Sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014. Presiden dan Wakil Presiden terpilih dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014, menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono

Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat.
ReorientasiJokowi adalah sosok pemimpin sederhana, pekerja keras, yang jarang dimiliki pemimpin pemimpin pada umumnya sosoknya yang inspiratif membuatnya layak menjadi tokoh dunia.
A. Pronomina
Pronomina (kata ganti) adalah kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung. Pronomina dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Pronomina persona
Pronomina persona disebut juga kata ganti orang adalah pronomina yang digunakan untuk acuan manusia.
  1. Persona Pertama. Persona pertama dalam bahasa Indonesia adalah saya, aku, dan daku. Saya adalah bentuk yang formal dan umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran yang resmi. Aku lebih banyak dipakai dalam pembicaraan batin dalam situasi yang tidak formal. Daku umumnya dipakai dalam karya sastra.
  2. Persona Kedua. Persona kedua tunggal mempunyai beberapa wujud, yakni engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, -mu. Persona kedua engkau, kamu, dan –mu dipakai oleh orang tua terhadap orang muda, orang yang status sosialnya lebih tinggi, dan orang yang mempunyai hubungan akrab. Persona kedua Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan. Anda dipakai : dalam hubungan tak pribadi, dalam hubungan bersemuka.
  3. Persona Ketiga. Ada dua macam persona ketiga tunggal, yaitu 1) ia, dia, dan –nya, 2) beliau. Dalam posisi subjek, atau di depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Namun, jika berfungsi sebagai objek hanya bentuk dia dan –nya yang dapat muncul.
Contoh Penggunaan Pronomina Persona:
  1. Joko Widodo atau Jokowi adalah tokoh politik yang karirnya melejit pesat karena wibawa dan gaya kepemimpinan yang merakyat.
  2. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.
  3. Berkat kampanyenya selama pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 yang menjanjikan "Jakarta Baru", ia melejit menjadi tokoh nasional yang dikenal bersih, merakyat, dan mampu menyelesaikan masalah.
PRONOMINA PERSONA TUNGGAL JAMAK
Kata ganti orang pertama aku, saya, daku, ku kami, kita
Kata ganti orang kedua kamu, anda, engkau, kau, dikau, mu kalian, kamu sekalian
kata ganti orang ketiga dia, beliau, ia -nya mereka

2. Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu a) pronomina penunjuk umum, b) pronomina penunjuk tempat, dan c) pronomina penunjuk ihwal.
  • Kata ganti penunjuk umum: ini, itu
  • Kata ganti penunjuk arah/tempat: sini, situ, sana, di sini, di sana, di situ, ke sana, ke sini, ke situ.
  • Kata ganti penunjuk ikhwal: begini, begitu.
Contoh penggunaan pronomina penunjuk antara lain sebagai berikut
  1. Pemilihan umum ini akhirnya dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan memperoleh suara sebesar 53,15%, men galahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh suara sebesar 46,85%.
3. Pronomina Penanya
Pronomina penanya adalah pronomina yang digunakan untuk menanyakan hal berupa manusia, benda, pilihan, waktu, dan tempat.
  • Kata ganti penanya orang, benda, dan pilihan: apa, siapa, yang mana.
  • Kata ganti penanya waktu: kapan
  • Kata ganti penanya tempat: di mana, ke mana, dari mana.

B. Pengacuan
Pengacuan adalah alat kohesi yang baik untuk menghindari pengulangan kata yang terusmenerus. Pengacuan bisa berupa hubungan leksikal yang ditandai oleh pengulangan kata (utuh atau sebagian), sinonim atau hiponim; dan hubungan penunjukkan yang ditandai oleh kata tunjuk (itu, ini, yakni, yaitu, tersebut, berikut). Contoh (dari teks lain)
Pengacuan Hal yang diacu Pengacuan dalam kalimat
Rumah tersebut Tidak kuat terus menerus membayar sewa losmen, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang abu, batu tulis, salah satu kantong kemiskinan d jakarta waktu itu Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah
Perusahaan Chairul dan Temanya Setamat kuliah, Chairul memantapkan bisnisnya dengan mendirikan PT Pariarti  Shindutama bersama dua temanya pada tahun 1987 Perusahaan Chairul dan temanya memproduksi sepatu anak anak untuk diekspor

C. Kata yang Menunjukkan Peristiwa, Waktu, dan Tempat
Dalam teks cerita ulang biografi, terdapat kata-kata yang menunjukkan peristiwa, waktu, dan tempat yang dialami tokoh. Contoh:
  1. Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta. Jawa Tengah, 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo.
  2. Seperti di Surakarta, Jokowi juga bermaksud untuk menjadikan Jakarta sebagai kota festival. 
  3. Total sebanyak 97 festival diadakan selama tahun 2013 di Jakarta, seperti Jakarta Night Festival, Pesta rakyat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan lain sebagainya.
  4. Pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.
Peristiwa Waktu Tempat
Lahir 21 Juni 1961 Surakarta, Jawa Tengah
Maju sebagai calon walikota Surakarta Tahun 2005 Surakarta, jawa Tengah
Memenangi Pilkada jakarta 20 September 2012 Jakarta
Maju sebagai calon Presiden 14 Maret 2014 -
Mengikuti Pilpres 9 Juli 2014 -

D. Verba Material
Verba material adalah kata kerja yang berupa perbuatan fisik atau peristiwa. Verba material menunjukkan aktivitas nyata yang dilakukan oleh partisipan. Partisan yang melakukan sesuatu disebut aktor dan yang dituju oleh kata kerja atau disebut sasaran.
Contoh:
  1. Jokowi (aktor) juga mengeluarkan (verba material) Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) (sasaran)
  2. CT (aktor) mendirikan (verba material) perusahaan patungan (sasaran) dengan Jusuf Kalla dan membangun (verba material) taman wisata terbesar Trans Studio (sasaran) di Makassar untuk menyaingi keberadaan Universal Studio yang ada di Singapura.

E. Konjungsi
Dalam teks cerita ulang biografi , banyak menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan waktu, seperti tatkala, ketika, waktu, sewaktu, setelah, sebelum, dan sesudah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan menggunakan kata penghubung lainnya. Konjungsi terdiri atas beberapa jenis berikut.

1. Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat, yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat.

a. Kata Hubung Koordinatif
Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya.
  • Menyatakan gabungan: serta, lalu, lagi, dan, kemudian, lagi.
  • Menyatakan pemilihan: atau
  • Menyatakan pertentangan: sedangkan, tetapi, melainkan.
  • Menyatakan penegasan: apalagi, bahkan, juga.
b. Kata Hubung Subordinatif
Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama.
  • Menyatakan waktu: tatkala, ketika, sewaktu, sejak, sesudah, setelah, sebelum, sehabis, selama, selagi, sementara, seraya.
  • Menyatakan syarat: asal, asalkan, jika, jikalau, bila, bilamana.
  • Menyatakan tujuan: biar, untuk, supaya, agar, guna.
  • Menyatakan perlawanan: maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun, kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, sungguhpun, biarpun, 
  • Menyatakan pengandaian: andaikan, andainya, sekiranya.
  • Menyatakan sebab: sebab, karena.
  • Menyatakan akibat: akibat, maka, sehingga, sampai-sampai
c. Kata Hubung Korelatif
Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa. Misalnya:
  • baik … maupun…,
  • tidak …, tetapi …
  • tidak hanya …, tetapi juga …
  • bukan …, melainkan
  • bukan hanya …, melainkan juga
  • makin … makin 
  • jangankan …, … pun … 
  • sebagaimana … maka 
  • seperti halnya … demikian juga 
  • kalau tidak …, … sekurang-kurangnya … 
  • entah … , entah … 
  • seandainya … kemungkinan
  •  … sedemikian sehingga …

2. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat, yaitu kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, misalnya akan tetapi, meskipun demikian, dan oleh karena itu. Contoh (dari teks lain)
  1. Ketika Chairul duduk di bangku sekolah menengah pertama, ayahnya yang mempunyai percetakan Koran dan transportasi gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah Orde Baru.
  2. Membangun jaringan tidak hanya kepada orang atau perusahaan ternama saja, tetapi juga kepada para perusahaan yang belum ternama perlu karena siapa tahu suatu saat kita memerlukan bantuan mereka bahkan pada seorang kurir pun menjaga jaringan sangat dibutuhkan.
  3. Ia mulai mencoba merambah ke industri genting, sandal, dan properti. Namun, di tengah usahanya yang sedang merambat naik, tiba-tiba dia terbentur perbedaan visi dengan kedua rekannya. Ia pun memutuskan memilih mundur dan mulai membangun bisnis dengan modal pribadi dan menjelma menjadi pengusaha yang mandiri menjalankan sendiri usahanya

F. Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat tunggal yang terdiri dari satu klausa saja. Polanya data berupa SP, PS, SPO, SPOK, SPK, SPPel. S = subjek, P = Predikat, O = Objek, Pel = Pelengkap, dan K = Keterangan. Berikut adalah pembagian kalimat simpleks berdasarkan kategori predikatnya.

1. Kalimat berpredikat verbal
  1. Kalimat tak transitif adalah kalimat simpleks yang tak berobjek. Contoh: Chairul Tanjung (S) senang berbisnis (P). [SP]
  2. Kalimat ekatransitif adalah kalimat simpleks yang berobjek satu. Contoh: Ia (S) mendapatkan (P) kredit ringan (O) dari Bank Exim sebesar Rp150 juta (K). [SPOK]
  3. Kalimat dwitransitif adalah kalimat simpleks yang berobjek dua. Contoh: Chairul (S) menyantuni (P) anak yatim (O3) uang (O1) tiap bulan (K). [S-P- O3- O1-K] O1= Objek penderita, O3 = Objek penyerta
2. Kalimat berpredikat adjektival
Contoh: Ayahnya (S) sakit (P).

3. Kalimat berpredikat nominal
Contoh: Tas itu (S) buatan Bandung (P).

4. Kalimat berpredikat numeral
Contoh: Kawannya (S) berdua (P).

5. Kalimat berpredikat frasa preposisional
Contoh: Pengumuman itu (S) nanti sore (P).

Ciri-ciri teks cerita ulang biografi adalah sebagai berikut.
  1. Hal yang ditulis adalah perjalanan hidup orang terkenal atau tokoh dalam segala bidang, misalnya ilmuwan, politisi, olahragawan, pemuka agama, pengusaha, dan sebagainya serta dapat ditulis dalam satu buku atau beberapa halaman.
  2. Dalam biografi tersebut, dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua bahkan sampai meninggal dunia (jika tokoh sudah meninggal dunia).
  3. Selain perjalanan hidup tokoh, teks juga berisi deskripsi kegiatan dan peristiwa yang dialaminya, ekspresi, ide, perasaan, dan pandangan hidup tokoh. Semua jasa dan segala sesuatu yang dihasilkan atau yang diperbuat tokoh juga dijelaskan di dalam tulisan tersebut.
  4. Lebih kompleks daripada biodata (curriculum vitae) karena menganalisis dan menginterpretasi peristiwa yang dialami tokoh dengan melibatkan perasaan.
  5. Dalam teks, dapat ditemukan hubungan keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup tokoh serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya.